Jasa penerjemah korea diakui dan terdaftar di kedutaan Korea. Hanya satu-satunya 021-7868858

468x60
Diberdayakan oleh Blogger.

Comments

Recent

Bottom Ad [Post Page]

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Cari Blog Ini

Archive

Travel the world

Full width home advertisement

Author Description

Hey there, We are Blossom Themes! We are trying to provide you the new way to look and use the blogger templates. Our designers are working hard and pushing the boundaries of possibilities to widen the horizon of the regular templates and provide high quality blogger templates to all hardworking bloggers!

Advertisement

Post Page Advertisement [Top]

Advertisement

Climb the mountains

Selasa, 13 September 2022

Kaidah dan Teori (Deduksi) Menerjemah Naskah Bahasa Korea

 



Idealnya, prinsip-prinsip penerjemahan deduktif kaidah, model, hukum, teori, pada naskah naskah bahasa Kores sebaiknya muncul dari pengalaman penerjemah sendiri lewat pengujian induktif terhadap hipotesis abduktif pada sejumlah kasus terpisah. Dengan abduksi, penerjemah mencoba sesuatu yang dirasa benar, barangkali berpotensi benar, tanpa berpikir bagaimana hal tersebut akan berhasil.

Dengan induksi, penerjemah bahasa korea mengangkat kesamaan-kesamaan umum dari materi-materi yang dihadapinya; sementara dengan deduksi, penerjemah mulai memberlakukan kesamaan-kesamaan itu pada materi-materi baru dengan jalan memperkirakan atau mengendalikan konsekuensi yang dibawa kesamaan-kesamaan itu. Agar prinsip-prinsip umum tadi tidak menjadi terlalu kaku sehingga menghalangi penerimaan penerjemah terhadap pengalaman baru (dan kemampuan untuk belajar dan berkembang), deduksi harus terus-menerus disuapi "dari bawah", yaitu tetap fleksibel menanggapi tekanan dari induksi dan abduksi baru untuk memikirkan kembali apa yang menurutnya sudah dipahaminya.

Penerjemah Bahasa Korea, meskipun demikian, model ideal ini tidak selalu dapat dilaksanakan, bahkan seringkali tidak efisien. Mempelajari prinsip-prinsip umum melalui pengalaman abduktif dan induktif diri sendiri banyak sekali menguras waktu dan tenaga, dan seringkali terbatas hanya seluas pengalaman pribadi si penerjemah sendiri. Hasilnya, dengan deduksinya sendiri tentang penerjemahan, banyak penerjemah menemukan kembali secara sederhana perputaran.

Diyakini, dalam menerjemah bahasa korea yang penting adalah menerjemahkan makna naskah aslinya, bukan masing-masing kata. Penerjemah yang mengirimkan prinsip-prinsip deduktif semacam itu pada kelompok diskusi Internet, lewat upaya yang melelahkan dan banyak pemikiran penuh konsentrasi, telah mempelajari dengan cara sulit hal yang sudah diungkapkan teoretikus penerjemahan kepada para pembacanya sejak dahulu kala, yaitu sekitar abad 16 bila Anda memperhitungkan teori ini kembali ke surat Jerome kepada Pammachius pada 395 M,

Kini, aku tak hanya mengakui, namun secara terbuka menyatakan bahwa dalam menerjemahkan dari bahasa Korea-tentu saja terkecuali pada kasus Kitab Injil, yang sintaksisnya mengandung hal-hal yang hanya diketahui kekuasaan Tuhan-aku menerjemahkan makna per makna, bukan kata per kata.

Dua milenium yang lalu bila Anda kembali kepada Cicero, 55 tahun Sebelum Masehi:

Dan aku tidak menerjemahkan teks bahasa korea sebagai seorang juru bahasa, tetapi sebagai seorang orator yang mempertahankan kesamaan bentuk dan gagasan, atau seperti dikatakan orang, "gambaran" pemikiran, tetapi dalam bahasa yang sesuai dengan yang kita gunakan..

Itu pula yang telah diajarkan instruktur-instruktur penerjemahan kepada siswa mereka selama berpuluh-puluh tahun. Sedemikian pentingkah bagi tiap penerjemah untuk mempelajari ulang prinsip ini dengan begitu banyak upaya? Bukankah akan lebih dapat dipahami bila diberitahukan pada awal karier mereka bahwa inilah aksioma mendasar dari semua penerjemahan umum di Barat, sehingga upaya yang menghabiskan tenaga bisa dihindari?

Ya dan tidak. Upaya seperti ini tidak pernah sia-sia, karena kita selalu belajar segala sesuatu dengan lebih mendalam, mengintegrasikannya dengan lebih koheren ke dalam kebiasaan kita. Dalam pengertian tertentu, orang tidak pernah belajar apapun tanpa mengujinya lebih dahulu lewat praktek-walaupun "praktek" itu hanyalah pengalaman mengerjakan ujian tentang materi yang diajarkan di kelas, atau membandingkannya dengan pengalaman seseorang di masa lalu dan melihat kecocokannya.

Seorang penerjemah bahasa korea yang masih pemula dan baru mulai dan "secara alamiah" menerjemahkan kata per kata, tidak akan mempercayai guru yang mengatakan "terjemahkan makna dari keseluruhan kalimat, bukan tiap-tiap kata", sampai ia membuktikan kebenaran prinsip itu pada pekerjaan menerjemah yang sebenarnya dan merasakan kebenaran pengalamannya. Jadi, pengalaman tetap penting, sekali pun dalam bentuk prinsip-prinsip deduktif milik orang lain yang diajarkan.

Namun, pada saat yang sama, "diberitahu" dapat berarti banyak menghemat waktu dan tenaga daripada "mencari tahu sendiri". Penerjemah pemula yang sudah diberitahu agar menerjemahkan makna dari keseluruhan kali mat, tetap harus menerapkan prinsip tersebut dalam prakteknya, tetapi kini proses menguji lewat pengalaman itu akan difokuskan atau diarahkan dengan "kaidah" atau "contoh" sehingga kemajuannya menuju sasarannya jauh lebih cepat dan efektif daripada jika ia dibiarkan berkembang sendiri.

Tentu saja, inilah dasar pemikiran yang ada di balik pelatihan penerjemah bahasa Korea. Dengan mempertimbangkan sedikit prinsip umum dan banyak kesempatan untuk menguji prinsip-prinsip itu dalam praktek (dan umpan balik yang cerdas atas berhasil atau tidaknya pengujian itu), penerjemah pemula akan cepat sekali berkembang menjadi penerjemah profesional dalam dunia kerjanya sendiri. Praktekan Pekerjaan Anda (sebagai penerjemah pemula) di tempat kerja dan di mana saja, terutama di lingkunan peneyedia jasa penerjemah

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top